Mengenai Saya

Foto saya
Probolinggo, Probolinggo/Jawa Timur, Indonesia

Rabu, 08 September 2010

"STRUKTUR POLITIK"

DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum
1.3.2 Tujuan khusus
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur Politik
2.2 Pengertian Struktur Fisikal
2.3 Pengertian Struktur Geografis
2.3.1 Iklim dan Sumber-sumber alami
2.3.2 Ruang sebagai Struktur Politik
2.4 Pengertian Struktur Demografis
2.4.1 Jumlah Penduduk
2.4.2 Tekanan Demografis
2.4.3 Komposisi Penduduk
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar pustaka



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Selalu berusaha untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Tidak hanya itu, manusia juga melakukan interaksi dengan sesama yang tentunya membutuhkan strategi khusus agar dapat mencapai sesuatu yang diharapkan.
Sosiologi Politik adalah Studi tentang kekuasaan di dalam setiap pengelompokan manusia, bukan saja di dalam negara-bangsa. Karena itu setiap kelompok menjadi struktur, kerangka acuan tempat terjadinya konflik-konflik dan integrasi.
Struktur politik bisa di bagi menjadi dua klasifikasi besar: struktur fisik dan struktur sosial, istilah fisik dipakai di sini bagi unsur yang paling dekat dengan alam(geografi dan demografi) istilah sosial mengacu kepada faktor yang lebih artifisial,dan yang secara hakiki manusiawi (teknologi, lembaga lembaga, kebudayaan, keyakinan). Dari pembagian struktur tersebut, kami akan membahas struktur fisik, dimana struktur fisik tersebut berkaitan dengan alam.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Struktur Politik?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Struktur Fisikal?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan Struktur Geografis?
1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan Struktur Demografis?

1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Sebagai tugas Mata Kuliah Sosiologi Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Struktur Politik
1.3.2.2 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Struktur Fisikal
1.3.2.3 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Struktur Geografis
1.3.2.4 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Struktur Demografis


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Struktur Politik
Struktur politik adalah pengelompokan sosial yang berbeda-beda. Sosiologi politik adalah studi tentang kekuasaan di dalam setiap pengelompokan manusia, bukan saja di dalam negara negara, karena itu setiap kelompok ini menjadi struktur, suatu kerangka acuan (framework) tempat terjadinya konflik konflik dan integrasi.
Dalam hal pertama,kita menggolongkan struktur politik secara ”vertikal”,dimana setiap komunitas di definisikan sebagai kombinasi dari unsur unsur yang berbeda beda. Dalam hal yang kedua,kita menggolongkan secara ”horisontal”, dimana setiap unsur muncul di dalam berbagai jenis komunitas. Klasifikasi ke dua kelihatannya cenderung untuk di pakai di dalam analisa kita tentang sosiologi politik karena dia memungkinkan kita untuk memberikan batasan lebih jelas tentang hubungan antara fenomena politik dengan berbagai unsur komunitas manusia di mana fenomena politik ini terjadi.
Struktur politik bisa di bagi menjadi dua klasifikasi besar: struktur fisik dan struktur sosial, istilah fisik dipakai di sini bagi unsur yang paling dekat dengan alam(geografi dan demografi) istilah sosial mengacu kepada faktor yang lebih artifisial,dan yang secara hakiki manusiawi (teknologi, lembaga lembaga, kebudayaan, keyakinan).

2.2 Pengertian Struktur Fisikal
Sruktur fisikal adalah fenomena kekuasaann dekat tautannya dengan dan sangatlah besar dipengaruhi oleh struktur fisikal dimana mereka ada, apakah kita berbicara tentang antagonisme yang tujuannya adalah memperoleh kekuasaan, atau integrasi yaitu sesuatu yang diusahakan untuk dicapai oleh mereka yang berada dalam kekuasaan.
Pengaruh kondisi – kondisi fisikal terhadap kehidupan politik berkurang dalam perbandingannya kepada perkembangan teknologi dari suatu masyarakat. Negara – negara purba lebih tergantung kepada faktor – faktor geologis dan geografik daripada negara – negara modern, dan kini, negara – negara industri kurang tergantung daripada bangsa – bangsa terkebelakang. Manusia secara progresif cenderung untuk menguasai alam daripada dikuasai olehnya.

2.3 Pengertian Struktur Geografis
2.3.1 Iklim dan Sumber-sumber Alami
Iklim dan sumber sumber alam erat kaitanya,terutama dalam hubunganya dengan tanam tannaman dan sayuran,yang tergantung baik pada iklim dan tanah. Praktisnya,factor-faktor tersebut tidak terpisahkan. Penulis-penulis purba membuat kesalahan karena membahasnya secara terpisah-pisah. Oleh karena itu, disini akan dibahas secara berturut-turut.
Iklim
Dari aristoteles sampai Montesquieu, teori-teori awal tentang hubungan antara geografi dan politik berpusat pada iklim.
Sumber sumber alam
Dengan sumber alam kita maksudkan semua benda benda yang disediakan bumi yang di perlukan bagi eksistensi fisikal manusia seperti makanan, pakaian, dan perlindungan,
Geografi dan keterbelakangan
Dalam teori-teori lama disebutkan bahwa ketidakseimbangan yang terjadi adalah sebagai akibat perbedaan ras. Namun dalam kenyataannya, orang-orang Afrika, Asia, dan Indian Amerika berada pada kondisi yang sama dengan orang kulit putih. Jadi teori-teori lama tersebut kurang relevan dengan kenyataan yang ada.

2.3.2 Ruang sebagai Struktur Politik
Para ahli geografi yakin bahwa studi tentang ruang hidup adalah salah satu cabang yang penting dari ilmunya. Ruang alami di mana aktivitas manusia berkembang bisa dipelajari melalui tiga titik yaitu : Pembatasan masyrakat, susunan internal dalam masyarakat, dan lokasi dari masyarakat-masyarakat.
Membatasi Struktur Ruang dalam Masyarakat
Struktur ruang dari masyarakat politik bukanlah satu-satunya akibat factor-faktor geografis. Pembagian geografis senantiasa dianggap penting. “Bangsa-bangsa kepulauan lebih cenderung mengembangkan kebebasan dari bangsa-bangsa di benua”.
Kontak-kontak
Kita telah mengetahui pentingnya secara politik kontak masyarakat dalam saat-saat tertentu. Kontak ini tergantung sebagian dari factor-faktor geografis. Pembagian factor geografis ada dua macam, yaitu factor alami dan factor yang diciptakan oleh manusia dimana keduanya sulit sekali dibedakan.

2.4 Pengertian Struktur Demografis
Untuk waktu yang lama, ada kepercayaan luas bahwa demografi mempengaruhi politik. Masyarakat umum siap sedia menerima ide tekanan kependudukan sebagai sebab perang dan revolusi. Dan paham tersebut populer selama bebrapa ratus tahun sebelum menjadi basis propaganda Hitler tentang ”Lebensraum yang Vital”, dan kini dihidupkan kembali oleh ahli-ahli sosiologi masa kini.
2.4.1 Jumlah Penduduk
Besarnya suatu komunitas tergantung terutama pada besar jumlah penduduknya, yang berarti, pada jumlah manusia menjadi anggota komunitas. Ukuran territorial manjadi nomor dua dalam skala kepentingan.
Perbedaan Mikropolitik dan Makropolitik
Perbedaan antara makropolitik dan mikropolitik sangat penting. Perbedaan berdasarkan jumlah suatu komunitas mengarah pada perbedaan di dalam hakikat hubungan social dan fenomena politik yang berkembang di dalamnya.
Mikropolitik adalah aktivitas politik di dalam komunitas kecil. Di dalam komunitas kecil ini, setiap anggota mengetahui anggota yang lain secara pribadi, terutama dalam hubungan interpersonal (dari orang ke orang). Sedangkan Makropolitik adalah aktivitas politik di dalam komunitas besar, berbeda dengan mikropolitik, hubungan interpersonal sangat kurang bahkan bisa dikatakan bahwa sesama anggota tidak saling mengenal satu sama lain.
Masalah-masalah Makropolitik
Pemerintah, komunitas-komunitas besar cenderung menjadi birokrasi. Namun mereka yang memerintah tidak mampu membuat kontak langsung dengan warganya kecuali melalui alat artifisial seperti radio, televise, dan pers.

2.4.2 Tekanan Demografis
Tekanan demografis bisa di definisikan sebagai hubungan tertentu antara besarnya jumlah(size) penduduk dengan jumlah teritorium yang di dudukinya misalnya, kalau suatu penduduk terlalu besar bagi teritoriumnya .situasi masa kini dan masa datang dari kebanyakan negeri terkebelakang merupakan salah satu dari contoh -contoh yang sangat nyata tentang tekanan demografik dengan segala konsekuensi politiknya.
Tekanan Demografis dan Antagonisme Politik
Aristoteles dan Plato percaya bahwa pertumbuhan penduduk yang berlebih-lebihan menggugah kerusuhan-kerusuhan social. Namun apabila kita melihat realitas social yang terjadi, Pada kenyataannya, neggara yang padat penduduknya bukanlah negeri yang bernafsu perang. Seperti cina, selama berabad-abad Negara cina adalah negaara yang damai, lain halnya dengan Belanda, seperti yang kita ketahui, Belanda adalah Negara yang paling bernafsu perang di Eropa.
Tekanan Demografis dalam Negara-negara Terbelakang
Situasi dalam Negara-negara terkebelakang kita dapat melihat bahwa masalah yang timbul berasal dari kenyataan bahwa keseimbangan penduduk primitive telah terganggu, sedangkan di Negara-negara maju belum tercapai.
Pertumbuhan yang Tidak Seimbang di Kalangan Kelas-kelas yang lebih Miskin
Para pengamat masa kini telah sepakaat bahwasannya, tingkat peretumbuhan pada masyrakat miskin jauh lebih cepat daripada masyarakat intelektual. Hal ini dikarenakan pada masyarakat intelektual, cenderung menunda melakukan pernikahannya karena keinginan untuk mengejar impian yang ingin dicapai terlebih dahulu.

2.4.3 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam segi umur,seks,tingkat sosio cultural,kelompok etnis,dan distribusi geografis memainkan peranan dalam kehidupan politik suatu komunitas.meskipun tidaklahh sepenting peranan tekanan penduduk,dia sama sekali tidak dapat di abaikan.
Umur dan seks
Peranan seks dalam mempengaruhi tingkah laku politik lebih jelas daripada umur,meskipun tidak terlalu penting secara khusus.Wanita pada umumnya leih konservatif daripada laki-laki,dan orang muda seringkali tidak selalu konservatif dibandingkan dengan dengan orang yang lebih tua.
Komposisi Penduduk Kualitatif
Konsep tentang komposisi kualitatif penduduk tidak terlalu jelas,banyak factor terlibat.Kita akan membatasi diri disini dalam memeriksa konsekuensi poltik darri tingkat tekno cultural yang berbeda-beda,pada saatu pihak,dan pada pihak lain ,penduduk yang bercampur baur secara etnis

Distribusi Geografis
Perbedaan geografis tentunya menimbulkan masalah tersendiri. Hal ini disebabkan masyarakat kebanyakan selalu berpusat pada suatu titik/daerah yang dianggap strategis ataau menguntungkan. Tentu saaj hal tersebyt menyebabkan masyarakat menjadi terfokus pda daerah tersebut sehingga daerah-daerah lain menjadi kekurangan jumlah penduduknya.


BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan dan saran
Sistem Politik Indonesia
merupakan mata kuliah yang didesain dengan maksud;
Pertama:Mampu melakukan pemahaman dan eksplorasi tentang struktur politik, sistem
politik, budaya politik dan sosialisasi politik pada tataran teori maupun
analisa.
Kedua: mengeksplorasi sistem politik dalam perspektif teori
maupun sejarah guna memahami akar dan dinamika perkembangan politik di Indonesia.
Ketiga: mengevaluasi kerangka pengaturan sistem politik dan
sosialisasi politik di Indonesia
guna mendapatkan pemahaman tentang dinamika hubungan antara politik negara dan
politik masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Abeyaskere, Susan, (1989), Jakarta: A Histroy (revised edition), Singapore, Oxford University Press
Al-munjid, (1986), Fil Al-lughoh wa Al'alam, Cet. 28, Dar-al Masriq, Beirut.
Angell, (1968) "Integration", dalam David L. Sills, The International Enscyclopedia of Social Science, New York, Macmillan & Free Press
Collins, Randal, (1992), "Weber's Last Theory of Capitalism: A Systematization", Dalam Marx Granoveter dan Richard Sweberg (ed.) The Sociology of Economic Life, San Francisco, Westview Press
Danasasmita, Saleh (1983): Sejarah Bogor: Bagian 1, Bogor, Pemerintah Daerah Kotamadya. DT II Bogor
Dwianto, Raphealle, (2001) Present Form and Potential Neigberhood Association: A Case Study Marioko and Jakarta, Disertasi. Tohoku University, Sendai.
Echols, John dan Moh. Shadily, (1996), Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Interest People